My Past, My Present, My Future

Do all the goods you can, All the best you can, In all times you can, In all places you can, For all the creatures you can!

Jumat, 11 Juli 2008

Romantic Person? Hahaha


Jujur, kalo boleh dibilang aku memang orang yang romantis. Sangat
romantis...
Aku memang berpredikat jomblo. Sejauh yang kusadari aku memang belum
punya pacar (HA! Coba saja kalau punya!), tapi kalo dipikir baik-baik
rasanya lebih enak kalo tidak punya pacar... Setidaknya, babak-babak
yang akan kutulis ini menunjukkan betapa banyak hal mengesankan yang
terjadi dalam hidupku saat aku tidak punya pacar. Akhir-akhir ini aku
teringat semua hal ini, tidak melulu cowok sih, tapi bagiku semuanya
berkesan, dan apa salahnya kalau mulai kutulis...

-Kelas satu SD aku punya teman dekat bernama Putra. Seingatku orangnya
putih, dan dulu bicaranya masih pelo. kami begitu akrab, namun sayang
dia harus pindah sekolah ke Bandung. Semua teman sekelas menyalaminya,
dan dia berbisik padaku (saat itu) "Hei, jangan ngedot lagi, ya."
Hahaha...
Sekarang entah di mana dia sekarang...

-Kelas 6 SD, saat aktif di kegiatan Misdinar.
Pagi itu, aku bertugas misdinar saat ibadat pagi di gereja. Kira-kira
pukul 5 pagi aku sudah ada di sakristi memilih baju misdinar yang
sesuai dengan ukuranku. Aku tak tahu (sejujurnya aku lupa) pagi itu aku
akan bertugas dengan siapa, dan sejujurnya itu tak begitu penting. Namun,
kudengar langkah kaki sayup-sayup terdengar, dan ketika orang itu mulai
membuka pintu terlihatlah BERRY!!!
Namanya Berry Sinaga, senior misdinar pada jamanku dulu. Oh Tuhan, kami semua anak cewek begitu menyukainya, tentu saja karena dia amat-sangat-tampan... Jadi,
selama kami ibadat dan bertugas, kami tak mengucapkan sepatah katapun.
Aku terlalu terpesona melihatnya...

-Juli 2002, liburan kenaikan kelas. Bersama Ibu, aku berlibur ke Jakarta. Saat itu aku benar-benar sedang patah hati. Mungkin saja dengan liburan ini membuatku bisa melupakannya. Di tengah perjalanan (di dalam bis), aku duduk bersebelahan dengan seorang laki-laki yang umurnya tak jauh dariku. Dia terlihat begitu lembut dan tidak terlihat seperto orang jahat. Di malam harinya saat aku setengah tertidur, aku merasa sangat kedinginan, dan kau tahu apa yang terjadi? Laki-laki-Yang-Tak-Kuketahui-Namanya itu mengambil jemari tanganku yang kedinginan, mendekap di dadanya, dan mulai menggenggam erat tanganku. Aku tentu saja kaget, namun aku terus berpura-pura tidur malam itu (mungkin karena hal itu aku jadi tak bisa tidur), dan melihat apa yang dilakukannya pada jari-jari tanganku. Saat kami turun untuk makan malam, dengan cepat dia melepaskannya, dan berpura-pura bahwa tidak ada hal yang terjadi, dan saat bis kembali melaju (dan aku masih terus berpura-pura tidur) dia melakukannya lagi. Ya, mendekap erat tangan kiriku, dan menghangatkan dengan jemarinya.
Paginya, sesampainya aku di Terminal Pulo Gadung, rombonganku dan rombongannya turun bersama-sama. Baru aku berjalan beberapa langkah, dan menoleh ke belakang, dia sudah tidak ada. Yang tersisa hanyalah sebuah gelang terpasang di pergelangan tangan kiriku bertulislkan "VIRGO BOY".
Entah di mana gelang itu sekarang, aku sudah lupa menaruhnya...

-April 2007, senja itu seorang yang amat-sangat-kukasihi
memboncengkanku ke toko musik Harapan. Dia bermaksud menemaniku
menggarap sebuah tugas sekolah. Saat itu aku masih kelas satu SMA. Di setiap
perjalanan pulang-perginya jantungku tak hentinya berdegup kencang serasa mau copot ke
ulu hati. Di perjalanan aku bertanya padanya. Kudekatkan bibirku di telinganya. "Apa nggak ada yang marah
kalo kamu boncengin aku kayak gini? Ntar ada orang yang kira kita
pacaran lagi?" Kamu tahu apa jawabnya? Di balik helmnya aku dengar dia
berkata "Biar aja semua orang anggap kamu itu pacarku."
Aww... so sweet banged.
Sayangnya, hal itu belum terjadi sampai detik ini...

-Juli 2007, keluargaku bersepakat tahun ini kami berlibur ke Dufan.
Mencicipi wahana baru bernama Tornado. Setelah kira-kira tiga jam
menunggu antrean sendiri, tanpa bekal, tanpa uang sekalipun (keluargaku
yang lain berbondong-bondong masuk ke rumah boneka. Tak ada yang
bernyali besar seperti aku. Parahnya tidak ada yang mau menemaniku mengantri!!!), akhirnya kau masuk. Ada saat-saat ketika aku naik Tornado,
membuat kami semua terjungkir 60 detik. Jadi kepala di kaki-kaki di kepala. Waktu itu petang hari, dan ketika aku terbalik itu seluruh wahana di Dufan menyalakan
lampunya yang indah. SEREMPAK!!! It's so beautiful!!! Sesudah aku turun, di lain
sisi di Dufan panitia menyalakan pesta kembang api. Indah banget deh!
Sampai-sampai aku baru menyadari bahwa di sebelahku
berdiri seorang laki-laki yang sangat tampan. Mata kami bertemu sejenak. Oh Tuhan, matanya adalah mata terjernih yang pernah kulihat,
sampai membuat mataku jadi sakit...
Kami saling bertatapan, dan dia berkata "Hai!"

-Desember 2007. It's Christmas Time!!!
Sepulang Misa Natal 2007 di gereja, aku berjalan pulang. Pulang mencari makan maksudnya, jadi aku dan keluargaku mulai berjalan kaki sambil
memikirkan menu makan malam kami. Ternyata di tengah jalan aku bertemu
dengan seseorang yang sangat familiar. Sebut saja HR. Dia adalah
temanku saat masih kecil, saat dia bersekolah di SMA Katolik
di Semarang, DIA ADALAH CINTA PERTAMAKU.
Masih seperti dulu, rambutnya yang keriting, dan senyumnya yang manis
membuatku tak pernah bisa melupakannya. Kami berjabat tangan sebentar, bertukar kabar sejanak,
dan kami kembali berpisah. Jarang sekali dia menghabiskan liburan
Natalnya di Kudus, pikirku...

-Desember 2007 Persiapan Rekoleksi Tahunan Agama Katolik.
Saat itu, Arwinda menyuruhku mengantar surat undangan ke SMU 2 Bae.
Waw, ini adalah kesempatanku!!! Aku bisa bertemu seseorang yang sangat
charming di sana. Namanya Thomas. Saat itu aku tak sendiri, aku
mengajak Akis, teman akrabku. Maka, jadilah kami ke SMA 2 Bae.
Dalam perjalanan Akis bertanya tentang Thomas ini. Maka, kujelaskan singkat betapa charmingnya si Thomas ini. Akis belum percaya. Baginya, tidak ada
yang menarik dari sisi seorang Thomas (Iya, itu karena dia belum pernah
melihatnya sendiri). Sesampainya kami di sana, tercenganglah ia.
Sementara aku membagikan undangan, dan mengobrol sedikit dengan
Thomas, diam-diam Akis terpukau.
"Thomas manis??! Kau tahu Doi manis bangettttt!!!!"
Hahaha, tau rasa dia!

-Januari 2008, saat seorang cowok berinisial T melindungiku setengah mati, sepanjang petualangan malam mengajakku untuk berbicara lebih dekat walau hanya dengan satu lilin sebagai satu-satunya sumber cahaya bagi kami berdua. Indahnya, saat itu malam berbintang, tanah berlumpur, dan dia menggenggam tanganku untuk membantuku berjalan turun dari undakan. Lucunya lagi, dia tak pernah mengeluh saat situasi ini.
Ini adalah malam paling romantis...

-Januari 2008, malam romantis yang sama. Waktu menunjukkan pukul 12 tengah malam, setelah cuci kaki bersama teman-teman yang lain, aku mulai berdoa di Gua Maria Kerep Ambarawa, akhir petualangan malam yang mengesankan. Aku mengucap syukur karena aku boleh melewati malam ini dengan seseorang yang sangat baik hati. Semoga kami akan terus bersama. Amen! Kututup doaku, kubuka mataku, dan terlihat olehku seseorang yang kumaksud duduk bersila di sampingku. Benar-benar di sampingku.
Ketika dia juga mulai membuka mata, spontan kami tersenyum dan dia mengajakku naik ke daerah atas. Berhubung teman yang lain mencariku, aku berkata tidak padanya. Belakangan ini aku menjadi sangat menyesal...

-April 2008
Ulang tahunku meriah! Semua tak ada yang melupakan ulang tahun ke tujuh belasku. Ucapan yang paling berkesan adalah dari Engga Setiawan, seorang teman masa kecil di sekolah dasar yang bahkan tahu hari ini aku berulang tahun dan menyempatkan waktunya yang padat untuk mengirimiku sms itu.
Kecil, namun membuatku melayang...

-April 2008, dua hari setelah ulang tahunku ke tujuh belas, aku disibukkan oleh deadline majalah Komuni. Maka aku datang ke ruang Komsos untuk membantu teman-teman yang lain. Sayangnya, yang ada di situ hanya Ony. maka jadilah, kami mengedit semua itu dalam satu malam yang panjang. Mas Ony sangat lucu dan dewasa, dia memberi masukan tentang berbagai hal. Dia sudah seperti kakakku sendiri, dan aku menyukainya!(Tapi tidak jika dia terus-terusan mengejekku. Huh! Awas saja dia!)

-10 Juni 2008. Untuk ketiga kalinya, aku bertemu dengan seorang teman yang lima tahun belakangan tak pernah terdengar beritanya. Namanya Engga. Hari itu aku berencana bertemu dengannya sebelum dua hari esoknya dia kembali ke Jakarta. Engga adalah salah satu atlet PbDjarum yang saat ini juga sudah resmi menjadi anggota baru Pelatnas PBSI Jakarta. Aku sangat mengaguminya, dan hari itu dia menepati janji untuk meluangkan waktunya yang padat untuk menemaniku malam itu.
Aku tak tahu apa kesukaannya, jadi aku memberinya buku Raditya Dika berjudul Kambing Jantan.
Kami bertemu pukul 6.30pm. Kami saling bertukar cerita. Dari ceritanya aku belajar banyak darinya. Terlebih arti sebuah kerja keras.
DIA ADALAH INSPIRASIKU.
Mendekati pukul delapan malam, dia minta pamit. Tapi sebelumnya kami saling bertukar foto dan saling mendoakan. Yang jelas aku sangat senang dia mau menandatangani secarik kertas untukku. Aku percaya dan yakin jika suatu saat nanti dia akan menjadi atlet bulutangkis internasional, bahkan juara dunia sekalipun!!!Untuk itu aku meminta tanda tangannya sejak sekarang. Kalau di sudah terkenal nantinya, aku takut kami tak bisa bertemu lagi dan takut dia akan melupakan aku.
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk kamar dan menangis. Begitu terus berturut-turut sampai malam ini...
Aku sangat merindukan dia. Jika waktu boleh berputar, aku ingin kembali ke 10 Juni 2008 dan tak kuizinkan waktu berlalu. Akan kuhentikan waktu…

(Siska)

Label: